Review dan Pembahasan Jurnal "PENGUJIAN BAHAN BAKAR LPG PADA SEPEDA MOTOR INJEKSI DITINJAU DARI ASPEK GAS BUANG"
PENGUJIAN BAHAN BAKAR LPG PADA MESIN SEPEDA MOTOR INJEKSI DITINJAU DARI ASPEK GAS BUANG
*Jamal Setia Wijaya1, Arijanto2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059
*E-mail: jamalsetiawijaya@gmail.com

Abstrak

Laju penjualan kendaraan bermotor di Indonesia semakin tahun semakin meningkat dan di dominasi oleh sepeda motor. Hal ini berdampak pada persediaan minyak bumi yang terus menipis dan meningkatnya jumlah polusi udara, sehingga mendorong manusia menjadi kreatif. Pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan gas buang dari sebuah mesin sepeda motor yang menggunakan bahan bakar premium dan gas LPG, serta untuk mengetahui kelayakan dari bahan bakar gas LPG sebagai penggeanti dari bahan bakar premium. Pengujian ini menggunakan metode Constant Speed Test, pengujian ini dilakukan pada mesin injeksi sepeda motor Verza 4 langkah dengan menggunakan transmisi pada gigi 3, dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap mesin dengan bahan bakar premium pada rpm awal 7000 kemudian dilakukan pengereman sampai rpm 3000, setelah itu lakukan pengujian terhadap gas LPG dengan cara yang sama. Pengukuran emisi gas buang dilakukan denggan menggunakan alat Gas Analyzer Stargas mod 898.Dari hasil pengujian bila dibandingkan dengan premium, Pada gas LPG mengalami penurunan kadar CO, dengan kadar CO terendah pada putaran mesin 7000 rpm. Pada gas LPG mengalami penurunan kadar CO2 , dengan kadar CO2 terendah pada putaran mesin 3000 rpm. Pada gas LPG mengalami penurunan kadar HC, dengan kadar HC terendah pada putaran mesin 7000 rpm. Pada gas LPG mengalami peningkatan kadar O2, dengan kadar O2 terendah pada putaran mesin 3000 rpm. Berdasarkan standar emisi yang berlaku saat ini, dengan nilai ambang batas maksimum CO = 4,5 % dan HC = 1200 ppm, maka bahan bakar gas LPG layak digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak.


Kata kunci: LPG dan Premium

Abstract

The rate of motor vehicle sales in Indonesia increased more years, and is dominated by motorcycles. This has an impact lack supply of crude oil, so makes human being creative. In this research aims to determine the ratio of exhaust gases from a motorcycle engine that uses premium fuel and LPG, and to investigate the feasibility of fuel LPG in lieu of premium fuel. This research using Constant Speed Test method, this test is carried out on the injection machine motorcycle Verza 4 steps by using the transmission in gear 3, by performing tests on machines with premium fuel at rpm early 7000 and then braking at 3000 rpm, after it did testing of the propane gas in the same way. Measurement of exhaust emissions is done by using a mod 898 Gas Analyzer Stargas.From the test results when compared with premium at LPG CO levels decreased, with the lowest levels of CO at 7000 rpm. On LPG CO2 levels decreased, with the lowest CO2 levels in the engine turns 3000 rpm. On LPG gas HC levels decreased, with the lowest levels of HC in the engine turns 7000 rpm. In the LPG gas O2 levels increased, with the lowest levels of O2 at 3000 rpm. Based on the applicable emission standards today, with a maximum threshold value CO = 4.5% and HC = 1200 ppm, the fuel gas used as a substitute for a decent LPG fuel


Keywords: LPG and Premium

1. Pendahuluan
Semakin bertambahnya kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia ini dapat diindikasikan sebagai salah satu tolak ukur peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Tentu saja peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalan-jalan raya mempunyai dua sisi yang saling bertolak belakang. Satu sisi memperlancar sistem transportasi dan angkutan jalan raya, sedang sisi yang lain menimbulkan berbagai macam permasalahan antara lain kemacetan, polusi udara dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi [1].
Dengan semakin menipisnya ketersediaan dan cadangan bahan bakar minyak bumi. Maka layak untuk menjadi pemikiran kita yaitu mencari bahan bakar pengganti sehingga pemakaian premium dapat dikurangi. Tujuan lain selain
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
281
|
mengurangi penggunaan premium yaitu gas buang yang dihasilkan akan lebih baik dari segi kualitasnya. Salah satu bahan bakar alternatif adalah gas LPG. Pertimbangannya adalah cadangan bahan bakar gas lebih banyak daripada cadangan minyak bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap gas LPG sebagai bahan bakar alternatif kendaraan. Dalam pengujian ini diharapkan dapat diketahui perbandingan kadar emisi gas buangnya.
Dengan bahan bakar gas LPG tentu akan mempengaruhi kerja mesin dan komposisi gas buangnya. Yang menjadi masalah adalah belum tersedianya cukup informasi tentang seberapa besar pengaruh bahan bakar tersebut terhadap kerja dan komposisi gas buangnya [2]. Bertolak dari permasalahan di atas, maka perlu diketahui pengaruh penggantian bahan bakar gas lpg tersebut, sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan bahwa apakah layak bahan bakar gas digunakan sebagai bahan bakar pengganti premium di masa yang akan datang. Secara spesifik penelitian ini diarahkan hanya untuk mendapatkan hasil pengujian perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar premium dan gas lpg. Lingkup penelitian dibatasi hanya pada kondisi mesin standart tanpa modifikasi. Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi bahwa banyak jenis bahan bakar selain minyak bumi yang dapat diproduksi, murah dan ramah lingkungan, ikut serta mengatasi kelangkaan minyak bumi serta berpartisipasi dalam mengatasi pemanasan global dan menjaga kelestarian lingkungan [3].
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui perbandingan emisi gas buang dari sebuah mesin sepeda motor yang menggunakan bahan bakar premium dan gas lpg, serta mengetahui kelayakan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakar minyak dari segi emisi gas buang.
2. Bahan dan Metode Penelitian
2. 1 Alat dan Bahan Penelitian
Semua kegiatan pengujian komposisi gas buang dilakukan di Lab. Thermofluida Teknik Mesin Undip Semarang, dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
a. Mesin Uji
Mesin uji yang digunakan adalah Honda Verza 150, lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. Spesifikasi mesin yang dipakai untuk pengujian adalah sebagai berikut:
Diameter x langkah : 57,3 x 57,8 mm
Volume langkah : 149,2 cc
Perbandingan kompresi : 9,5 :1
Torsi maksimum : 12,7 Nm (1,29 kgf.m) / 5.500 rpm

Gambar 1. Mesin uji.
b. Alat Uji Gas Buang
Gas Analyzer Stargas Mod 898 dapat dilihat pada Gambar 2. Spesifikasinya sebagai berikut:
Range
|
: CO
|
= 0 –
|
15% vol
| |
CO2
|
= 0
|
–
|
20% vol
| |
HC
|
= 0
|
–
|
30000 ppm
| |
O2
|
= 0
|
–
|
25% vol
| |
Lambda
|
= 0,5 - 2
| |||
Tegangan listrik
|
: 220 / 240 ± 15 % V
| |||
Daya listrik
|
: 75 W
| |||
Hisapan gas
|
: 10 L/menit
| |||
Type
|
: 898 Multigas Tester dengan infra merah
| |||
Kalibrasi
|
: Automatic calibration
|

JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
282
|
Gambar 2. Gas Analyzer stargas mod 898.
c. Orifice Plate Flowmeter
Oriface Plate adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju aliran masa dari aliran, prinsip kerja aliran melewati oriface plate kemudian akan mengecil dan membentuk suatu daerah yang disebut vena contracta selanjutnya akan terjadi perbedaan tekanan aliran antara sebelum dan setelah melewati orifice plate dan setelah itu laju aliran masa dari aliran dihitung. Oriface Plate Flowmeter dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Oriface Plate Flowmeter.
d. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu konsumsi udara dan waktu konsumsi bahan bakar. Stopwatch yang digunakan adalah tipe digital, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Merk : Yamako
Range : 0 s/d 30 menit
Ketelitian : 0,01 detik

Gambar 4. Stopwatch.
e. Anemometer
Anemometer adalah salah satu alat ukur untuk mengukur kecepatan fluida, dalam hal ini udara. Anemometer ini berfungsi untuk mengukur kecepatan udara yang di hisap oleh manifold. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
283
|

Gambar 5. Anemometer.
2.2 Prosedur Penelitian
Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur yang ada seperti pada Gambar 7.

Mulai
Persiapan dan Pengesetan Mesin Sepeda Motor
Tidak
Apakah kondisinya baik ?
Ya
Pelaksanaan Pengujian
Pengujian dengan Premium
|
Pengujian dengan gas LPG
| |||

Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 6. Diagram alir metodologi pengujian.
Keterangan diagram alir metodologi pengujian:
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
284
|
a. Studi Pustaka: pembuatan proposal Tugas Akhir, mencari literatur dan bahan penunjang untuk Tugas Akhir.
b. Persiapan dan Pengesetan Mesin Uji: mempersiapkan mesin uji (mesin HondaVerza 150 SW 2013) untuk melakukan pengujian, setelah melakukan persiapan dan pemeriksaan, selanjutnya melakukan pengesetan pada mesin yang akan diuji.
c. Kondisi Mesin Baik: setelah melakukan pengesetan, mesin dihidupkan dan dianalisa apakah mesin tersebut dalam kondisi baik atau tidak, jika tidak maka perlu diadakan servis pada mesin uji kemudian kembali ke tahap persiapan.
d. Persiapan Pengujian: komponen utama untuk melakukan pengujian dipersiapkan, yaitu menyiapkan stargas analyzer, memasang sensor O2 dan gas buang, pemasangan tachometer, pemasangan thermocouple dan pemasangan anemometer sedangkan komponen lainnya adalah pemasangan gelas ukur dan bahan bakar.
e. Pelaksanaan Pengujian: Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap mesin dengan bahan bakar premium dengan rpm awal 7000 kemudian dilakukan pengereman hingga mencapai dengan rpm 6500, 6000, 5500, 5000, 4500, 4000, 3500, dan 3000.
f. Pengujian ini diulangi lagi dengan bahan bakar gas LPG.
g. Pengambilan Data: mengambil data dari gas buang yang ditampilkan pada display gas analyzer.
h. Pengolahan Data dan Pembahasan: mengolah data dari hasil pengujian dan membahasnya disertai dengan referensi dari literatur dan buku-buku pendukung.
i. Kesimpulan dan Saran: mengambil kesimpulan dari keseluruhan proses pengujian dan memberikan saran yang dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan pada pengujian yang telah dilakukan.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Perbandingan Kadar CO Terhadap Putaran Mesin




Kadar CO (%vol)
|
2.5
| ||||||||
2.114
| ||||||||
2
|
1.789
| |||||||
1,88
|
1.632
|
1,582
|
1.572
|
1.541
| ||||
1,73
| ||||||||
1.5
|
1,57
|
1.387
|
1.341
| |||||
1.211
| ||||||||
1,46
|
1,47
| |||||||
1
|
1,19
|
1,06
| ||||||
0,79
|
0.75
| |||||||
0.5
| ||||||||
0
|
premium
|
lpg
| ||||||
3000
|
3500
|
4000
|
4500
|
5000
|
5500
|
6000
|
6500
|
7000
|

Putaran Mesin (RPM)
Gambar 7. Grafik perbandingan kadar CO terhadap putaran mesin.
Dari grafik CO diatas dapat dilihat bahwa kadar CO yang dihasilkan oleh mesin dengan bahan bakar gas lpg lebih rendah dibandingkan bahan bakar premium dengan kadar CO tertinggi pada gas LPG sebesar 1,88 %vol pada rpm 7000 dengan pemberian beban hingga rpm 3000, sedangkan untuk bahan bakar premium kadar CO tertinggi sebesar 2,114 %vol pada rpm 7000 dengan pemberian beban hingga rpm 3000.
Penurunan kadar CO bahan bakar gas LPG sebesar 11,06 % sampai 38,06 %. Salah satu penyebab niilai CO semakin meningkat adalaah adanya pembakaran pada sepeda motor yang tidak berlangsung secara normal yang disebabkan campuran bahan bakar dan udara yang tidak seimbang dan kemungkinan terjadi kebocoran kompresi pada katup isap dan buang. Akan tetapi, nilai CO tertinggi pada kendaraan sistem EFI dan sistem Karburator tidak melebihi batas normal emisi gas buang yang diizinkan yaitu 4,5%.
3.2. Perbandingan Kadar CO2 Terhadap Putaran Mesin
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
285
|





Kadar CO2 (%VOl)
|
9
8
7
6
5
4
3
2
1
7.42
|
7.76
| |||||||
7.12
| ||||||||
5.94
|
6.16
| |||||||
5.53
| ||||||||
5.33
| ||||||||
4.74
| ||||||||
4.18
| ||||||||
1.92
|
1.93
|
2.05
|
2.11
|
2,17
| ||||
1.72
| ||||||||
1,30
| ||||||||
1,02
|
1.13
| |||||||
premium
|
lpg
| |||||||
3000
|
3500
|
4000
|
4500
|
5000
|
5500
|
6000
|
6500
|
7000
|
Putaran Mesin (RPM)
|
Gambar 8. Grafik perbandingan kadar CO2 terhadap putaran mesin.
Dari Grafik CO2 terlihat bahwa degan penggantian bahan bakar premium dengan gas LPG menggalami penurunan kadar CO2. Bahan bakar premium mengalami penurunan pada rpm 7000 dengan pembebanan hingga rpm 3000 sebesar 4,18 %vol sedangan gas LPG menggalami penurunan pada 7000 rpm hingga pembebanan rpm 3000 rpm sebesar 1,02 %vol. Dibanding menggunakan bahan bakar premium, bahan bakar gas LPG mengalami penurunan kadar CO2 sebesar 72,03 % sampai 75,05 %.
Kadar CO2 menunjukkan hasil pembakaran di dalam mesin. Semakin tinggi nilainya, semakin baik pembakaran yang terjadi. Artinya, energi yang dibakar semakin banyak namun tidak semua CO2 mengalami kenaikan. CO2 mempunyai tingkat racun yang lebih rendah dari pada CO yang terlepas ke udara dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan untuk proses fotosintesis, sehingga tidak mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia di duniaCO2 mempunyai tingkat racun yang lebih rendah daripada CO dan CO2 yang terlepas ke udara dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan untuk proses fotosintesis, sehingga tidak mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia di dunia.
3.3. Perbandingan Kadar HC Terhadap Putaran Mesin




Kadar HC (PPM)
|
140
| ||||||||
124
| ||||||||
120
|
108
| |||||||
98
| ||||||||
100
| ||||||||
87
| ||||||||
80
|
67
| |||||||
61
|
60
| |||||||
56
| ||||||||
50
| ||||||||
60
|
47
| |||||||
45
|
42
| |||||||
37
| ||||||||
40
|
3…
| |||||||
21
|
30
| |||||||
20
|
17
| |||||||
13
| ||||||||
0
|
Premium
|
lpg
| ||||||
3000
|
3500
|
4000
|
4500
|
5000
|
5500
|
6000
|
6500
|
7000
|

Putaran Mesin (RPM)
Gambar 9. Grafik perbandingan kadar HC terhadap putaran mesin.
Grafik kadar Hc diatas menunjukan bahwa mengalami kenaikan HC baik itu bahan bakar premium dan gas lpg, dimana bahan bakar premium (30-124 ppm) memiliki kadar HC lebih tinggi dibandingkan kadar HC gas LPG (13-61
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
286
|
ppm), Namun Hc yang ditimbulkan oleh bahan bakar gas LPG lebih kecil dibandingkan bahan bakar premium.
Prosentase penurunan kadar HC dari premium ke bahan bakar gas LPG sebesar 50,8 % sampai 56,6 %.
Kadar HC gas buang menunjukkan besarnya jumlah bahan bakar yang terbuang percuma dalam proses pembakaran atau dapat disimpulkan ikatan hidrokarbon berupa senyawa hidrat arang yang dihasilkan akibat proses pembakaran yang tidak sempurna. Penyebab emisi HC tinggi dan dapat menimbulkan gas – gas buang lain yang berbahata diantaranya karena Catalytic Converter (CC) atau rasio perbandingan antara udara dan bensun yang tida tepat sehingga mengakibatkan bahan bakar tidak terbakar sempurna diruang bakar.
3.4. Perbandingan Kadar O2 Terhadap Putaran Mesin




Kadar O2 (%vol)
|
25
| ||||||||
19.86
|
19.69
|
18.43
| ||||||
20
|
17.85
|
16.75
| ||||||
16.53
|
16.53
| |||||||
15.28
|
15.51
|
15.39
|
15.57
| |||||
14.68
|
14.28
|
15.53
|
14.23
| |||||
15
| ||||||||
11.72
|
11.13
| |||||||
10.35
| ||||||||
10
| ||||||||
5
| ||||||||
premium
|
lpg
| |||||||
0
|

3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 10. Grafik perbandingan kadar O2 terhadap putaran mesin.
Prosentase kadar O2 dari bahan bakar premium ke bahan bakar gas LPG menggalami peningkatan sebesar 23,06
% sampai 33,52 %. Konsentrasi dari oksigen pada gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi CO2. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon. Kadar O2 pada gas buang menunjukkan jumlah oksigen yang tidak bereaksi di dalam ruang bakar. Semakin kecil kadar O2 yang ikut keluar pada gas buang maka pembakaran di dalam ruang bakar semakin sempurna.
3.5. Analisa Konsumsi Bahan Bakar




Konsumsi BB (Kg/Jam)
|
3
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.55
|
2.37
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.5
|
2.27
|
2.12
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.01
|
1.89
|
2.04
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.86
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2
|
1.
|
56
|
1.33
|
1.75
|
1.62
|
1.54
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.5
|
1.14
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.14
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.06
|
1.06
|
1.06
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0.5
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Premium
|
lpg
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3000
|
3500
|
4000
|
4500
|
5000
|
5500
|
6000
|
6500
|
7000
|






Putaran Mesin (Rpm)
Gambar 11. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar terhadap putaran mesin
Prosentase penuranan konsumsi bahan bakar pada bahan bakar premium dengan gas lpg pada putaran mesin 7000 rpm sebesar 31,1 % dan pada putaran mesin 3000 rpm sebesar 21,2 % . Dari grafik dapat terlihat bahwa konsumsi
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
287
|
bahan bakar paling irit adalah gas LPG, hal ini disebabkan karena densitas dari bahan bakar gas LPG lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar premium.
3.6. Analisa Konsumsi Udara

Konsumsi (Kg/Jam)
|
12
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11.28
|
11.28
|
11.28
|
11.28
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10.09
|
10.09
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10
|
10.7
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10.1
|
10.1
|
8.74
|
8.74
|
8.74
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
9.45
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7.
|
99
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6
|
7.
|
14
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6.19
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4
|
5.
|
05
|
5.05
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Premium
|
lpg
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3000
|
3500
|
4000
|
4500
|
5000
|
5500
|
6000
|
6500
|
7000
|
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 12. Grafik perbandingan konsumsi udara terhadap putaran mesin
Pada saat 7000 rpm dalam proses pembakaran dibutuhkan jumlah udara yang cukup sehingga dapat bercampur dengan baha bakar untuk proses pembakaran, dalam pengujian ini motor putaran mesin dibuat konstan yaitu 7000 rpm setelah itu diberikan pembebanan hingga mencapai 3000 rpm. konsumsi udara pada penggunaan bahan bakar premium ke bahan bakar LPG menggalami penurunan pada 7000 rpm sebesar 42 % dan pada 3000 rpm denggan pembebanan sebesar 5,14 %.
Udara yang dibutuhkan utnuk proses pembakaran semakin besar karena adanya pembebanan yang diberikan terhadap rpm 7000 sehingga dari data pengujian yang ditampilkan dalam grafik diatas menunjukan kenaikan konsumsi udara baik itu untuk gas LPG dan bahan bakar premium
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya dan data hasil pengujian serta data – data yang didapat dari perhitungan, dapat diambil kesimpulan prosentase kadar emisi gas buang menggunakan bahan bakar gas LPG dibanding dengan premium mengalami perubahan untuk kadar CO pada gas LPG mengalami penurunan kadar CO sebesar 11,06
% sampai 38,06. Dengan kadar CO terendah pada putaran mesin 7000 rpm 0,75 %vol dan tertinggi pada putaran mesin 3000 1,88 % vol. Untuk kadar CO2 Pada penggunaan gas LPG menggalami penuruanan kadar CO2 sebesar 72,03 % pada 7000 rpm dan pada 3000 rpm menggalami penurunan sebesar 75,05 %. Untuk kadar HC pada gas LPG mengalami penurunan kadar HC sebesar 50,8 % sampai 56,6 % dengan kadar HC terendah pada putaran mesin 7000 rpm sebesar13 ppm dan tertinggi pada putaran mesin 3000 rpm sebesar 61 ppm. Untuk Kadar O2 pada gas LPG mengalami peningkatan kadar O2 sebesar 23,06 % sampai 33,52 % dengan kadar O2 terendah pada putaran mesin 3000 rpm 15,57 %vol dan tertinggi pada putaran 3000 rpm sebesar 19,86 %vol. Berdasarkan standar emisi yang berlaku saat ini, dengan nilai batas maksimumCO = 4,5 %,HC = 1200 ppm, maka bahan bakar gas LPG layak digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak.
5. Daftar Pustaka
[1] [http://www.migas.esdm.go.id/data-kemigasan/5/Peta-Cadangan (diakses tanggal 10 Desember 2015).
[2] Heywood, John B., “Internal Combustion Engine Fundamentals”, McGraw Hill Book Company, Singapore, 1988.
[3] Maleev, V.L., “Internal-Combustion Engines”, McGraw Hill Book Company, Singapore, 1973.
[4] Basyirun, Winarno, Karnowo. 2008. ”Mesin Konversi Energi”,Universitas Negeri Semarang.
[5] Arismunandar, Wiranto, “Penggerak Mula Motor Bakar Torak”, Edisi Keempat, ITB Bandung, 1988.
[6] Khovakh M., “Motor Vehicle Engines”, 3rd Edition, Mir Publishers, Moscow, 1979.
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
288
|
[7] Mathur M.L., Sharma R.P., “A Course In Internal Combustion Engines”, Published by J.C Kapur, for Dhanpat Rai & Sons, Nai Sarak, Delhi, 1980.
[8] http://gasdom.pertamina.com/produk_dan_services_elpiji_spesifikasi.aspx (diakses tanggal 26 Desember 2015)
JTM (S-1) – Vol. 4, No. 3, Juli 2016:281-289
|
289
|
Berikut review dan pembahasan dari Jurnal diatas ..
Disini saya akan membahas atau mereview jurnal yang berjudul “PENGUJIAN BAHAN BAKAR LPG PADA MESIN SEPEDA MOTOR INJEKSI DITINJAU DARI ASPEK GAS BUANG”.
Jurnal ini menguji kelayakan LPG sebagai bahan bakar dibandingkan dengan premium,melihat penjualan kendaraan bermotor di Indonesia sangat meningkat setiap tahunnya dan ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis,pada pengujian ini yang dibandingkan ialah gas buang dari bahan penelitian .
Pada jurnal ini menurut saya masih terdapat kekurangan yang mungkin perlu ditingatkan kembali di penelitian selanjutnya,salah satunya ialah tidak adanya proses pengujian atau pemasangan di mesin uji maupun bahan penelitian.Untuk kedepannya mungkin dapat disertakan secara mendetail supaya prosesnya juga dapat diketahui dengan jelas.
Kemudian pada hasil pengujian perbandingan kadar terhadap putaran mesin. LPG memiliki kadar lebih rendah dari pada Premium, sedangkan dalam sistem pembakaran yang baik salah satunya di buktikan dari kadar yang lebih tinggi.
Pada hasil pengujian yang kedua yaitu perbandingan kadar HC (gas buang) LPG lebih efektif daripada Premium dikarenakan pada pengujian kali ini tingkat kadar HC (gas buang) LPG lebih rendah dibandingkan dengan Premium.Prosentase penurunan kadarnya sebesar 50,8% sampai 56,6%.jadi untuk itu tidak ada jumlah bahan bakar yang terbuang percuma.
Pada pengujian perbandingan kadar LPG mengalami peningkatan dibandingkan dengan Premium,padahal untuk mendapatkan proses pembakaran sempurna Oksigen berbanding terbalik dengan perbandingan .
Kemudian hasil perbandingan konsumsi bahan bakar ,LPG memang jauh lebih irit dibandingkan Premium, namun untuk kedepannya mungkin dapat dipertimbangkan dari ketersediaan bahan dan dampak apa saja dalam penelitian ini.
Dan dalam perbandingan konsumsi udara di pengujian ini LPG jauh memperlihatkan peningkatan digrafik dibandingkan dengan Premium,dan dalam pengujian ini mesin uji berada pada putaran 700 rpm dan lanjut ke pengereman sampai dengan 300 rpm,mungkin untuk kedepannya dapat juga disertai beragam variasi putaran.Dikarenakan untuk penindak lanjutan dari pengujian ini tidak terpaku di putaran mesin ,bisa jadi diputaran lebih dari 700 konsumsi udara dan perbandingan di sistem pembakaran membutuhkan lebih banyak dari yang dilakukan pada pengujian kali ini.
Pada Jurnal ini dapat disimpulkan bahwa LPG jauh lebih efektif dan layak untuk menggantikan bahan bakar Premium yang semakin menipis,namun diperlukan kajian ulang dan penelitian selanjutnya mengenai efisiensi dari LPG,laju kendaraan dan ketersediaan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengujian selanjutnya.
Demikian review dan pembahasan dari saya mengenai Jurnal ini ,apabila ada salah pengucapan dan pengartian dari pembahasan Jurnal saya mohon maaf sebesar-besarnya .
Terima Kasih...
,dan untuk lebih jelasnya mengenai Jurnal diatas bisa dilihat dibawah ini
Komentar
Posting Komentar